>

Daun yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin


Pada tahap awal membaca novel ini, tentu rasa kagumlah yang hadir terhadap sosok malaikat penyelamat bernama Danar. Sebagaimana layaknya yang ditayangkan dalam sinetron, sikap dan perilaku Danar merupakan suatu hal yang biasa, tetapi tidak di kehidupan nyata, itu langka.

Seorang pembaca kritis tentu bertanya, apa alasan bagi Danar memberikan pertolongan luar biasa kepada keluarga Tania? Jika hanya karena ia tak memiliki keluarga atau karena melihat slide kehidupan yang pernah ia jalani pada Tania dan adiknya, Dede (yang mengamen di waktu seharusnya mereka bersekolah), bukankah banyak anak lainnya mengalami hal tersebut? Tetapi mengapa sikap dan perhatian itu hanya ia berikan kepada Tania dan keluarganya. Sambil menunggu jawaban itu, tentu meneruskan membaca adalah pilihan paling bijak bagi pembaca, mengikuti alur cerita. Hingga akhirnya, secara tak langsung, di akhir cerita pembaca bisa menyimpulkan bahwa sikap dan perilaku itu karena urusan hati, bahwa Danar yang saat itu berusia 14 tahun lebih tua dari Tania menyukai Tania, gadis kecil berkepang dua.

Tania pun mengalami perasaan yang sama. Hanya saja, perasaannya tidak langsung diungkapkan. Ia menahan, menunggu waktu yang tepat untuk mengatakannya dan menjadikan perasaan itu sebagai energi untuk berjuang hingga ia bisa menjadi perempuan yang pantas untuk Danar.

Lalu apa yang terjadi?

Cinta tidak selalu berakhir indah. Danar memilih untuk mengingkari perasaannya pada Tania dengan menikahi orang lain. Padahal, ia tahu bahwa Tania mencintainya. Keputusan menikah itu ternyata tak merubah keadaan semakin baik, justru menghancurkan segalanya. Senyum bahagia yang selalu terpancar perlahan meredup. Jika di awal cerita, pembaca akan kagum dengan sosok Danar, maka di akhir cerita pembaca mungkin akan memandangnya sebagai pengecut yang berusaha  kabur dari perasaannya.

Namun, terlepas dari itu, dari novel ini kita bisa belajar tentang banyak hal. Misalnya, bagaimana cinta memberikan energi luar biasa kepada pemiliknya, bagaimana ketulusan hadir dari sebuah cinta, bagaimana setiap pilihan memberikan dampak bagi kehidupan di masa depan. Dari Danar, kita bisa belajar bahwa menghianati hati dan perasaan hanya akan melukai banyak orang, terutama diri sendiri. Dan dari Tania, kita bisa belajar tentang bagaimana memegang sebuah komitmen untuk bertahan pada satu cinta, dan tentang bagaimana merelakan cinta yang sudah tak bisa dimiliki lagi. Serta dari mereka, kita belajar bahwa perasaan harus diungkapkan dengan kata-kata!


Tetebatu Selatan, 29 Juli 2017


Previous
Next Post »