KEMAMPUAN NUMERIK/KUANTITATIF
Jenis tes ini
merupakan tes yang digunakan untuk mengukur kemampuan seseorang dalam bidang
yang berkaitan dengan perhitungan. Terdiri dari tes aritmetik, kecepatan
berhitung, deret angka, dan huruf.
a) Aritmetik (Hitungan)
Tes aritmetik merupakan salah satu
jenis tes untuk mengukur kemampuan dalam hitungan dan ketelitian. Sering kali
dalam tes ini, diberikan angka-angka yang sulit untu dihitung, padahal operasi
yang diberikan tidaklah terlalu rumit. Untuk itu perlu dihapalkan angka-angka
berikut.
Perpangkatan
22 = 4 23 = 8 24 = 16 25 = 32 26 = 64
32 = 4 33 = 27 34 = 81 35 = 243 36 = 729
42 = 16 43 = 64 44 = 256 45 = 1024 46 = 4096
52 = 25 53 = 125 54 = 625 55 = 3125 56 = 15625
Faktorial
n! = 1 x 2 x 3 x ... x n
3! = 6
4! = 24
5! = 120
6! = 720
Contoh:
Dua buah bilangan mempunyai
perbandingan 2 : 8. Jika masing-masing dari bilangan tersebut dijumlahkan 16,
maka perbandingannya menjadi 1 : 2. Kedua bilangan tersebut adalah ...
A.
-8 dan -32
B.
8 dan 32
C.
16 dan 64
D.
-16 dan -64
E.
4 dan 16
Pembahasan:
Misal
bilangan tersebut adalah m dan n, maka
m
: n = 2 : 8
m
: n = 1 : 4
n
= 4m
(m
+ 16 ) : (n + 16 ) = 1 : 2
n
+ 16 = 2(m + 16)
n
+ 16 = 2m + 32
n
= 2m + 16
4m
= 2m + 16
2m
= 16
m
= 8
m
= 8 →
n = 4m = 4 . 8 = 32
Jawaban
: B ( 8 dan 32)
b) Kecepatan Berhitung
Dalam tes kecepatan berhitung,
akan diuji kemampuan dalam berhitung dengan cepat dan juga ketelitian. Operasi
pada tes ini merupakan operasi biasa. Untuk itu, perlu mengetahui sifat-sifat
dasar operasi bilangan di bawah ini.
Dalam
operasi perkalian berlaku:
Positif x positif = positif Contoh: 3 x 5 = 15
Negatif x negatif = positif Contoh: (-3) x (-5) = 15
Positif x negatif = negatif Contoh: 3 x (-5) = -15
Negatif x positif = negatif Contoh: (-3) x 5 = -15
Dalam
operasi pembagian berlaku:
Positif : positif = positif Contoh:
8 : 2 = 4
Negatif : negatif = positif Contoh:
(-8) : (-2) = 4
Positif : negatif = negatif Contoh: 8 : (-2) = -4
Negatif : positif = negatif Contoh: (-8) : 2 = -4
Dalam
operasi campuran, perkalian/pembagian harus dikerjakan terlebih dahulu daripada
penjumlahan/pengurangan, kecuali ada tanda kurung.
Contoh:
2 + 3 x 5 = 2 + 15 = 17 →
Operasi perkalian dikerjakan terlebih dahulu, meski letaknya di belakang
operasi penjumlahan.
2 x (4 + 7) = 2 x 11 = 22 →
Operasi di dalam kurung dikerjakan terlebih dahulu.
Contoh 1
Hasil dari 4 x 5 (9 – 3) adalah
...
A.
120
B.
100
C.
80
D.
60
E.
40
Pembahasan:
4
x 5 (9 – 3) = 4 x 5 x 6 = 120
Jawaban:
A
Contoh 2
Hasil
dari 3 + 20 x 3 : ¾ adalah ....
A.
79
B.
80
C.
81
D.
82
E.
83
Pembahasan:
3
+ 20 x 3 : ¾ = 3 + 20 x 3 x 4/3 = 3 + 80 = 83
Jawaban:
E
c) Deret Angka
Tes seri/deret angka merupakan bentuk tes yang digunakan untuk mengetahui serta mengukur kemampuan kecerdasan seseorang dalam memecahkan masalah berdasarkan sejumlah angka yang tersedia serta dapat menarik kesimpulan secara cepat dan tepat.
Contoh:
Tentukan angka
selanjutnya dari deret angka berikut ini.
5 9 7 11 19 13 ... ...
A. 17
dan 21
B. 17
dan 15
C. 11
dan 15
D. 11
dan 9
E. 15
dan 19
Pembahasan:
5 9 7 11 9 13 Q R
Dari angka 5 ke
7 bertambah 2 , 7 ke 9 bertambah 2 maka angka berikutnya adalah
Q = 9 + 2 = 11
Dari angka 9 ke
11 bertambah 2, 9 ke 13 bertambah 2 maka angka berikutnya adalah
R = 13 + 2 =
15
Jawaban: C
d) Deret Huruf
Tes seri/deret
huruf merupakan bentuk tes yang digunakan untuk mengetahui serta mengukur
kemampuan kecerdasan seseorang dalam memecahkan masalah berdasarkan sejumla
huruf yang tersedia serta dapat menarik kesimpulan secara cepat dan tepat.
Contoh:
Tentukan huruf
selanjutnya dari deret huruf berikut ini.
C F
I L O
.... ....
A. Q
dan U
B. Q
dan T
C. R
dan U
D. R
dan T
E. R
dan V
Pembahasan:
Perhatikan barisan huruf berikut:
C D
E F G
H I J
K L M
N O
P Q R
S
T U V
Pola pada barisan tersebut adalah
berselang dua huruf secara berurutan. Dengan demikian huruf-huruf berikutnya
adalah R dan U.
Jawaban: C
Sign up here with your email
ConversionConversion EmoticonEmoticon