>

Catatan 136: Sebuah Tanggung Jawab Bernama Wali Kelas

  "Gagal merencanakan berarti merencanakan kegagalan"

Aku tak bisa berdiam diri melihat titik-titik cahaya mulai hadir di wajah generasi muda, cahaya semangat untuk belajar dan menggali potensi diri. Apalagi salah satu tokoh di Indonesia, Prof. Yohanes Surya menatakan bahwa tidak ada siswa bodoh, yang ada adalah siswa yang belum mendapat guru yang tepat baginya.

Tahun ini, tahun pertama aku kembali mengajar. Selain sebagai pembina kegiatan ektrakurikuler, aku di amanati tugas sebagai wali kelas. Mendapat amanat itu, aku tak bisa menolak, kecuali hanya mengatakan sebuah pertanyaan “wali kelas tidak musti masuk setiap hari kan?” ketika pimpinan rapat mengatakan ya saat rapat pembagian tugas, maka tugas tersebut ku sanggupi.

Satu tugas utama wali kelas adalah mengisi raport. Itu sudah menjadi wacana umum. Aku sering mendengar itu seolah-olah hanya itu yang menjadi tugasnya. Bahkan, ku lihat juga memang demikian, di beberapa sekolah juga memberlakukan itu, mengurus siswa hanya ketika siswa bermasalah (itu pun diserahkan ke guru BP) dan ketika berkaitan dengan pembagian raport. Sementara pembinaan lainnya, seolah-olah bukan menjadi tugas apalagi tanggung jawabnya.

Bagiku ini adalah harga diri. Aku tak mau menjadi wali kelas penulis raport. Ada peran penting yang harus dilakukan, salah satunya adalah mengorganisir siswa untuk bersama-sama menggali potensi yang mereka miliki, disamping itu juga menanamkan nilai-nilai yang harus dilestarikan. Dan alhamdulillah siswa binaanku memberikan respon positif terkait dengan itu.

Berdasar pada keyakinan bahwa tidak ada anak yang bodoh, yang ada adalah anak yang belum mendapat perlakuan yang positif dari lingkungannya, maka dengan segenap upaya ku arahkan siswa untuk memahami dirinya, memahami lingkungannya, dan memahami apa yang hendak dituju di tengah himpitan materialisme dan kapitalisme bahkan liberalisme. Maka, dari proses itu lahirlah sebuah kaliman yang menjadi tagline atau selogan kelas, yakni “bersama belajar menjadi pribadi yang baik, benar dan indah” yang secara ilmiah bisa dikatakan “pribadi yang logis, etis dan estetis”. Untuk bisa mewujudkan itu, tentu butuh kerja keras dan waktu yang lama.

Untuk bisa mencapai apa yang dicita-citakan (baca: manusia yang berpribadi baik, benar dan indah) maka dibuatlah beberapa program kelas, antara lain sebagai berikut:
  1. Perpustakaan kelas
  2. Mading (majalah dinding) kelas
  3. Infak Kelas
  4. MIA Art
  5. MIA Dairy

Sampai sekarang program-program di atas sudah berjalan, kecuali MIA Dairy (karena MIA Dairy baru dibentuk hari minggu kemarin), tinggal dimaksimalkan. Dan yang paling penting dalam program-program tersebut adalah para siswa melaksanakannya dengan senang hati!
Previous
Next Post »