>

Catatn 160: Sikapmu Hanyalah Debu Bagiku

Dalam hati aku bertanya, "mengapa orang tersebut tak mau berbicara kepadaku? Bahkan menyapa pun tidak?" Aku mencoba mengingat-ingat kesalahan yang ku perbuat kepadanya. Tidak ada. 

Hatiku mulai memprediksi. Apakah dia mendengar wacana-wacana yang tidak baik tentangku? (baca: Fitnah). Apakah harus ku pedulkan? Ah, kurasa itu hanya buang-buang waktu. Jadi, biarkan saja. Toh, dengan orang itu, aku tak bertemu setiap hari. Jadi, ketika ia memendam kebencian kepadaku, itu masalah dia dengan hatinya, dan tentu saja  dengan Tuhan. Bagiku, sikapnya itu hanyalah debu yang harus dibersihkan dari telapak tangan.  Sebab, masih banyak hal yang lebih penting untuk dipikirkan!
Previous
Next Post »