Dalam hati
aku bertanya, "mengapa orang tersebut tak mau berbicara kepadaku? Bahkan
menyapa pun tidak?" Aku mencoba mengingat-ingat kesalahan yang ku perbuat
kepadanya. Tidak ada.
Hatiku
mulai memprediksi. Apakah dia mendengar wacana-wacana yang tidak baik
tentangku? (baca: Fitnah). Apakah harus ku pedulkan? Ah, kurasa itu hanya
buang-buang waktu. Jadi, biarkan saja. Toh, dengan orang itu, aku tak bertemu
setiap hari. Jadi, ketika ia memendam kebencian kepadaku, itu masalah dia
dengan hatinya, dan tentu saja dengan Tuhan. Bagiku, sikapnya itu
hanyalah debu yang harus dibersihkan dari telapak tangan. Sebab, masih
banyak hal yang lebih penting untuk dipikirkan!
Sign up here with your email

ConversionConversion EmoticonEmoticon